Bagi kalian para pecinta romantic comedy tahun 2000an,
mungkin sudah pernah mendengar film berjudul “ 500 Days of Summer “, yang
dirilis tepat 10 tahun yang lalu. Untuk memperingati ulang tahun 500 days of
summer yang ke 10, saya mencoba untuk membahas beberapa aspek dalam film ini yang
masih diperbincangkan oleh para pecinta film sampai sekarang. Aspek-aspek ini
tidak habis-habisnya di bahas baik lewat platform youtube, blogger, bahkan
sampai majalah online maupun cetak. Bagi yang belum nonton dan yang gak suka
spoiler bisa search dulu film nya dan tonton sampai habis, setelah itu bisa
balik lagi ke sini. Bagi yang belum nonton tapi gak peduli akan spoiler, mari
kita bahas.
500 days of summer mengisahkan seorang pria bernama Tom yang
jatuh cinta dengan wanita bernama Summer (persis seperti judul filmnya, yang
sebenernya adalah kode dari 500 hari Tom bersama Summer). Tom bertemu Summer di
tempat mereka bekerja (office romance gitu deh), dan pertama kali ketemu Summer,
Tom langsung jatuh cinta. Tapi karena temen kerjanya (yang juga temen deket
Tom) membuat Tom agak ragu mendekati Summer. Singkat cerita, suatu hari
perasaan suka Tom diketahui Summer, dan akhirnya mereka pacaran. Suatu hari,
perasaan Summer berubah drastis, dan terjadilah pertengkaran hebat yang akhirnya
membuat mereka putus. Tom amat sangat patah hati, dan seketika mood nya berubah
suram, Tom tidak masuk kerja, kalaupun masuk kerja, ia sulit konsentrasi, dan
pekerjaannya terbengkalai. Fast forward, Tom ketemu lagi dengan Summer di suatu
event, dan mulai lah cinta lama bersemi kembali. Harapan Tom untuk merajut cinta
kembali dengan Summer berakhir setelah Tom melihat Summer mengenakan cincin pernikahan. Seketika perasaan
patah hati itu kembali, namum kali ini lebih menyakitkan.
Setelah kalian membaca plot ceritanya, seperti cerita komedi romantis pada umumnya kan? Cowo
ketemu cewe, saling tertarik, pacaran, berantem, putus, dan patah hati. Tapi,
ada beberapa hal dalam film 500 days of summer yang layak untuk dibahas lebih lanjut.
Personally, saya akan mebahas 3 aspek tersebut :
1. Not Manic Pixie Dream Girl.
Manic pixie dream girl adalah
istilah bagi karakter/tokoh wanita dalam drama baik film maupun theater yang sempurna
dari segi personality, unik dalam berpakaian, cantik secara fisik, menarik dalam
berperilaku, dan instantly membuat karakter utama pria jatuh cinta. Jadi
bayangkan seorang tokoh wanita yang perfect in every way yet so mysterious, cantik,
original, menggoda. Nah itulah definisi umum dari manic pixie dream girl, tujuannya
apa dibuat tokoh seperti itu?, tentu dalam sebuah drama, semua tokoh memiliki
peran dan tujuannya, nah kalau tokoh ini fungsinya simple, yakni mengajak tokoh
utama pria ke tujuan yang telah di tetapkan oleh sang penulis atau creator drama.
Entah tokoh utama pria itu harus belajar tentang pahitnya hidup, indahnya jatuh
cinta, atau belajar tentang kenyataan hidup dan mati, semua secara tidak
langsung diajarkan oleh sang manic pixie dream girl. Lalu hubungannya dengan
500 days of summer apa? Banyak yang mengatakan bahwa Summer adalah tipikal Manic
Pixie Dream Girl, dimana gara-gara Summer, Tom akhirnya belajar bagaimana
bahagianya jatuh cinta, dan sedihnya di khianati. Summer pun memiliki semua
kriteria dari manic pixie dream girl, namun menurut saya, Summer bukanlah tokoh
yang dibuat sebagai manic pixie dream girl. Summer ada hanya karena Tom, dan jika
Tom tidak membayangkan Summer, maka Summer tidak muncul dalam film. Summer
hanya muncul jika Tom mengingat atau berinteraksi denganya. Summer bukan tokoh independent,
ia hanya proyeksi dari Tom, sang tokoh utama. Sedangkan sifat dari tokoh manic
pixie dream girl adalah bebas, ia tidak terikat oleh sang tokoh utama, ia bebas
keluar masuk plot cerita dalam drama.
2. Summer is the object of Tom.
Summer ada dalam cerita karena
Tom. Dalam film, perpektif yang ditampilkan adalah hanya dari sisi Tom, sang
tokoh utama. Summer muncul dalam scene ketika Tom bertemu dengannya, atau
mengingat tentangnya. Dengan kata lain Summer akan muncul jika Tom
menginginkannya untuk muncul. Kedalaman karakter dari Summer pun tidak
diperlihatkan, hal ini dikarenakan kita tidak melihat sisi lain dari Summer,
kita melihat Summer dalam scene hanya dari pandangan Tom. Selain itu, perubahan
sifat Summer secara tidak langsung merupakan refleksi dari perubahan mood Tom.
Hingga di akhir film, ketika tokoh Summer beranjak dewasa secara emosional,
begitu juga Tom.
3. It’s not Summer’s fault.
Sebagian besar orang yang menonton
film ini menyatakan bahwa semua ini salah Summer. Tom hanyalah seorang pria
tidak bersalah yang lugu, yang dimanfaatkan oleh Summer, dan akhirnya dicampakkan
begitu saja hingga patah hati. Hal ini menurut saya tidak benar. Tom juga
bersalah. Sejak awal mereka mulai dekat, Summer dengan tegas menyatakan
pendapatnya bahwa ia tidak sedang mennginginkan hubungan yang serius. Disanalah
seharusnya Tom sadar bahwa hubungan mereka akan berakhir kandas, dan Summer
hanya menginginkan kesenangan semata. Jika Tom benar-benar mendengarkan apa
yang dikatakan Summer, dan setuju untuk menjalani hubungan seperti itu, semua akan
baik-baik saja, jika Tom tidak sanggup, ya sudahi saja. Namun apa yang terjadi?,ketika
Summer membuka hati dan berkata jujur kepada Tom tentang apa yang ia inginkan,
Tom tidak mendengarkan, ia menganggap itu sebagai kata-kata tidak berarti. Setelah
itu, ketika Summer mulai jenuh, dan sikapnya pun mulai berubah, disanalah Tom
merasa seperti dicampakkan, tidak dipedulikan, dan dianggap tidak berarti. Tom
menuntuk kejelasan atas hubungan mereka, namun Summer semakin menarik diri dan
menganggap Tom sebagai teman. Disinilah audience melihat Tom sebagai korban dan
Summer sebagai pelaku kejahatan. Hal ini tidak sepenuhnya salah audience. 500 days
of summer, memang mengisahkan kisah cinta dari perspektif Tom, jadi otomatis
kita digiring untuk bersimpati terhadap Tom. Namun jika kita melihat dari
keseluruhan cerita, hal itu menjadi berbeda.
Tidak banyak film romantic comedy yang mempunyai plot simple
tetapi mengundang banyak pertanyaan dan pembahasan sampai 10 tahun setelah film
tersebut rilis. Inilah keunikan dari 500 days of summer, dan mengapa film ini
dinobatkan sebagai timeless classic romantic comedy (termasuk menjadi salah
satu film favorit saya), dan merupakan film yang dapat dinikmati semua gender. Hal
pendukung lainnya yang juga berperan penting adalah performance dari Joseph
Gordon Levitt sebagai Tom, dan Zooey Deschanel sebagai Summer yang super oke,
chemistry dari keduanya, dan production design yang kece. Kedua actor tersebut
berhasil memerankan Tom dan Summer denganamat sangat baik hingga penonton
merasa bersimpati. Bagi kalian yang belum nonton, ini salah satu film
rekomendasi saya, kalian bisa belajar banyak hal terutama tentang bagaimana
melihat hubungan percintaan dari dua sisi dan bagaimana menyingkapi percintaan
dengan dewasa. Banyak film yang hanya dibuat untuk menghibur, dan itu tidak
salah, memang film dibuat untuk itu. Namun jika kalian menemukan sesuatu yang
lebih ya kenapa tidak?. Film ini mengajarkan saya bahwa everything is not as
they seem. Cobalah untuk melihat sesuatu lebih dari apa yang disajikan di depan
mata. You might be surprised to what you’ll found.
Silahkan melihat link-link di bawah ini sebagai bahan
referensi :